MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa ekosistem startup Indonesia semakin dinamis.
Dalam ajang Asia Tech Singapore (ATxSG) 2024 yang digelar di Singapore Expo, Sandiaga memaparkan berbagai isu terkini dalam bidang ekonomi digital dan peran pemerintah Indonesia dalam pengembangan ekosistem startup, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Indonesia telah berhasil melahirkan ekosistem startup yang paling dinamis di Asia Tenggara," kata Sandiaga sebagaimana dilansir situs Kemenparekraf, Rabu (5/6).
Baca juga: IndoBisa 2024 Upaya Menparekraf dan Amvesindo Perkuat Ekosistem Startup Indonesia
"Hampir 3.000 startup yang beroperasi di Indonesia merupakan hasil dari kolaborasi, peran pemerintah, dan ekosistem yang melibatkan berbagai stakeholder pentahelix," ujar Sandiaga.
Sandiaga juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki posisi tertinggi di antara negara-negara dengan jumlah startup terbanyak.
Indonesia memiliki dua decacorn, yakni GoTO dan J&T Express, serta sembilan unicorn termasuk Traveloka, Bukalapak, OVO, dan lainnya.
Uniknya, Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia.
Pemerintah dan Pengembangan Ekosistem Digital
Pemerintah Indonesia, menurut Sandiaga, memastikan bahwa UMKM dan startup mampu bersaing secara kompetitif dengan sikap adaptif terhadap perubahan teknologi, inovatif dalam menciptakan peluang bisnis berbasis data, serta kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak dari akademisi, bisnis, komunitas, hingga pemerintah.
"Untuk mendukung pengembangan ekosistem digital, Kemenparekraf menginisiasi program BEKUP," jelasnya.
Baca juga: Kunjungi Belanda, Menkop UKM: Perkuat Kerja Sama Dagang dan Pacu Kapasitas Startup
"Program ini dirancang untuk meningkatkan inovasi di industri ekonomi kreatif, membangun ekosistem digital yang berkelanjutan, serta membuka kesempatan baru bagi masyarakat," tambah Sandiaga.
Pemanfaatan Teknologi AI
Lebih lanjut, Sandiaga menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.
AI, menurutnya, dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah besar yang dihadapi negara berkembang, seperti biaya hidup yang tinggi, termasuk biaya kesehatan, pendidikan, dan pangan.
"AI bisa berperan dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas yang menyejahterakan masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Target Tumbuhkan 120 Startup Tahun ini, Kemenparekraf Gelar BEKUP di Surakarta
"Peran AI akan sangat berguna, mulai dari penyusunan kebijakan hingga implementasinya," kata Sandiaga.
Kolaborasi di ATxSG 2024
Pada ATxSG 2024, Kemenparekraf bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan KBRI Singapura untuk menggelar Paviliun Indonesia.
Di sini, 14 perusahaan teknologi Indonesia, entitas startup, dan startup dari berbagai universitas di Indonesia memamerkan inovasi mereka.
"Dalam ekosistem digital ini, kita menggunakan pendekatan three helix: pemerintah sebagai regulator, bisnis sebagai peserta, dan universitas sebagai pendorong R&D," ujar Sandiaga menutup presentasinya.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia tampaknya siap untuk terus mengembangkan dan memperkuat ekosistem startup-nya, menjadikannya lebih dinamis dan berdaya saing tinggi di kancah internasional. (SG-2)